Breaking News

Pembinaan Masyarakat Desa Paluh Sibaji:DP. MUI Provinsi Sumatera Utara Ajarkan Pentingnya Ukhuwah Islamiyah dalam Menciptakan Kerukunan




DELISERDANG, beritaekspos.com - 
Bidang Ukhuwah/Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Sumatera Utara kembali melaksanakan  Pembinaan masyarakat Desa di Kantor  Desa Pantai Labu Pekan,  Kecamatan Pantai Labu,  Kabupaten  Deli Serdang, Sabtu  28 Dzulqaidah 1444 H / 17 Juni 2023.

Sebelumnya kegiatan yang sama telah dilakukan  di Desa Tanjung Ibus,  Kecamatan  Sicanggang,  Kabupaten Langkat pada 10 Juni 2023 lalu. 

Kegiatan  yang  diselenggarakan oleh Bidang Ukhuwah Islamiyah MUI Provinsi Sumatera Utara mengangkat tema:

Melalui  Pembinaan  Masyarakat  Desa Ukhuwah Islamiyah  Kita Wujudkan Indonesia yang Damai.

Diawali  dengan pembacaan  Tilawatil  Qur'an,   oleh Saudara Husein Spd. I serta dilanjutkan pembacaan do'a oleh Ust Muhammad  Ramli,  Spd.I selaku Ketua MUI Kecamatan Pantai Labu. 

Drs M. Hatta, M.Si selaku Ketua Panitia melaporkan bahwa peserta yang mengikuti pembinaan sebanyak  40 orang   dilaksanakan selama  dua bulan mulai 17 Juni 2023 sampai dengan 12 Agustus  2023 dengan durasi 6 (enam)  kali pertemuan. 

 Ketua MUI Kabupaten Deli Serdang diwakili  Sekum H. Waluyo memyampaikan
Saya sangat  mengapresiasi program Bidang,  Komisi Ukhuwah Islamiyah DP MUI  Provinsi Sumatera Utara,  betapa tidak dari 33 kabupaten / kota Deli serdang  terpilih salah satunya, "ujar H. Waluyo. 

Waluyo berharap bahwa 17 Agustus tahun 2045 adalah Indonesia Emas,  kita  berharap  perahu besar Indonesia  ini masih tetap ada,  tugas kita,  tugas generasi muda,  tugas kita bersama termasuk warga dan generasi desa  Paluhsibajilah  salah satu yang akan mengawal  NKRI ini.

Sambutan Ketua Umum MUI Sumut, Buya Dr. H. Maratua Simanjuntak sekaligus membuka acara.
Ada tiga macam Ukhuwah 
1. Ukhuwah Basyariah
     Yakni persaudaraan   
     Sesama manusia. 

2. Ukhuwah Wathaniyah
    Persaudaraan
    Sebangsa dan setanah  
    air. 

3. Ukhuwah Diniyah,    
    Bersaudara di dunia
    Bersaudara di akhirat. 

Dr. H. Maratua menjelaskan bahwa menjelang  tahun 1945 ada 9 panitia persiapan kemerdekaan 8 dari 9 panitia adalah beragama Islam,  satu yang non muslim,  betapa besar peran umat Islam dalam kemerdekaan  Republik Indonesia. 
Sudah sepantasnya kita rawat NKRI dengan saling menjaga  Ukhuwah,  bila ada yang mengusik dan mengganggu  agama dan bangsa Indonesia wajib kita bela dengan segenap jiwa raga. 

Beliau melanjutkan ada 2 hal penting. 

Pertama,  Manhajul  Fikri yakni cara berfikir bagaimana mewujudkan  Ukhuwah Islamiyah,  jangan biarkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab mengembangkan cara berfikirnya Muhammad itu wujud  Allah. 
Kita semua jangan berfikir tentang wujud Allah,  kalau ada yang menyamakan Nabi Muhammad dengan Allah, maka MUI,  Ormas-Ormas Islam dan kita semua harus menentangnya. 

Kedua,  Manhajul Hikmah yakni cara bertindak.
Cara bertindak ada empat:

Tarahum (berkasih sayang). 
Tawazun (Adil) 
Ta'awwun (saling tolong menolong) 
Terakhir yakni Tasamuh (toleransi). 

Saat ini kita terusik bahwa ada orang dan golongan yang terang-terangan  benci kepada Islam,  muncul paham komunis yang anti agama. 

Islam adalah Rahmatan Lil Alamin sebagai pondasi dalam  mewujudkan  kesatuan dihadapan peserta pembinaan masyarakat  desa Paluhsibaji kecamatan Pantai labu, " ujar  Buya Maratua. 


Dr. H. Abdul Rahim,  M. Hum pemateri pertama menyampaikan :

Islam Rahmatan Lil Alamin Sebagai  Pondasi Ukhuwah  Dalam Mewujudkan  Kerukunan. 

Islam Rahmatan Lil Alamin  memiliki makna  bahwa Islam adalah agama yang hadir dengan  membawa  kedamaian dan kesejahteraan bagi alam semesta. 

Ukhuwah Islamiyah  merupakan persaudaraan  antar sesama umat Islam  dengan menjadikan Al-Qur'an  dan Hadis sebagai landasan utamanya sehingga mampu membangun  masyarakat  yang ideal, yang damai dan sejahtera. 

Kerukunan adalah suasana di mana antara sesama  manusia,  secara individual atau kelompok terjalin saling pengertian dan kebersamaan tanpa terhalang oleh perbedaan yang bersifat materi,  paham,  atau golongan, "tegas Abdul Rahim. 


  Dr. Winda Kustiawan, MA,  menyampaikan materi :

Ukhuwah Islamiyah  dalam Narasi kerukunan dan Moderasi  Agama. 

Winda menjelaskan, Indikator Moderasi Beragama

1.komitmen Kebangsaan
2.Toleransi
3.Anti kekerasan dan Radikalisme. 
4. Akomodatif Terhadap Budaya Lokal. 

Bentuk-Bentuk Moderasi Beragama. 

Moderasi agama adalah cara berfikir,  bersikap dan berprilaku seimbang dan tidak fanatik terhadap agama yang diyakini. 
Moderasi  dalam bahasa arab biasa disebut dengan istilah Wasathiyyah yang artinya berimbang,  di tengah-tengah, dimaknai dengan memilih jalan tengah. 
Moderasi Beragama sebagai sikap beragama,"pungkasnya.

(S.Hadi Purba)

BACA JUGA BERITA LAINNYA