Breaking News

HIMA SASING bersama HIMA ADPUB Gelar Sosialisasi





SUKABUMI," BERITAEKSPOS.COM - 
Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris (HIMA SASING) bersama Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik (HIMA ADPUB) Universitas Muhammadiyah Sukabumi menyelenggarakan kegiatan sosialisasi pada Rabu, (11/09/24), 

Acara yang berlangsung di kantor Desa Mekarsari ini mengusung tema “Pengembangan dan Peningkatan Eksistensi Kesenian Gekbreng dalam Mewujudkan Desa Mekarsari sebagai Desa Seni Budaya” dalam rangka Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK ORMAWA). 

Kegiatan ini dihadiri oleh perangkat desa, kepala dusun, ketua RT, ketua RW, penggiat seni, serta dosen pendamping PPK ORMAWA.

Kegiatan sosialisasi ini merupakan kegiatan awal yang dilaksanakan oleh tim PPK ORMAWA untuk memberitahu maksud dan tujuan kedatangan mereka ke Desa Mekarsari.

"Ketua Pelaksana kegiatan, M. Abdul Aziz Muslim mengatakan, bahwa, "Kegiatan hari ini merupakan kegiatan yang pertama kali dilaksanakan sebelum berlanjut pada kegiatan selanjutnya di Desa Mekarsari ini."Singkatnya.

Selanjutnya, sambutan oleh dosen pendamping PPK ORMAWA, Ibu Dr. Fenty Sukmawaty, M. Hum mengungkapkan, Kesenian Gekbreng ini adalah hasil usaha saya dulu sampai pada akhirnya kesenian ini diakui oleh Provinsi.

Sukabumi ini mempunyai warisan budaya tak benda diantaranya Gekbreng ini. Kesenian ini sudah terkenal di Provinsi bahkan sudah diakui oleh DISBUDPORA.

"Tapi sayangnya, lanjut kata dia,  di daerah ini sendiri  kesenian ini justru hampir redup/punah, untuk itu Mahasiswa berinisiatif ingin mengembangkan dan meningkatkan kembali eksistensi kesenian Gekbreng ini dalam mewujudkan Desa Mekarsari menjadi desa seni budaya,"ungkapnya.

Sementara itu, Ilham Maulana,  Kepala Desa Mekarsari sekaligus pembuka acara pada kegiatan sosialisasi ini menyampaikan, Saya berterima kasih khususnya kepada Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang sudah berkonsentrasi mengenai seni budaya terutama di desa ini.

Dalam hidup pasti mengaitkan dengan seni budaya, pada saat ini adat dan seni budaya itu dianggap kurang menarik, yang akhirnya terjadi pergeseran.

"Untuk rekan-rekan Mahasiswa hal ini memang bukan hal yang mudah, untuk mengembalikan situasi dan kondisi serta pengakuan dari masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan eksistensi kesenian budaya ini."bebernya.

Ia mengungkapkan, tapi hal ini memang harus dilakukan karena jika tidak ada yang menggagas ini siapa lagi? Saya terbayang tadi disinggung kembali kepada kesenjan Gekbreng yang hampir redup/punah. 

"Padahal ini satu kebudayaan yang unik yang seharusnya bisa dinobatkan, nah diharapkan sentuhan-sentuhan anak muda/mahasiswa ini lah yang mungkin bisa mengangkat Gekbreng ini lebih bisa diterima di kalangan masyarakat khususnya anak muda.”Tutupnya. (de).

BACA JUGA BERITA LAINNYA