Breaking News

Pemerintah Kota Sukabumi PJ, Optimis Mampu Menjaga Stabilitas Pasokan Harga Pangan Untuk Kesejahteraan




SUKABUMI," BERITAEKSPOS.COM - Pemerintah Kota Sukabumi menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Tahun 2024 di Ruang Opproom Setda Kota Sukabumi, Rabu 23 Oktober 2024.

Dalam sambutannya, Pj Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, mengungkapkan bahwa per 1 Oktober 2024, Kota Sukabumi mengalami deflasi sebesar 0,19 persen, yang disebabkan oleh penurunan harga bahan pokok. Namun, hal ini juga menunjukkan adanya penurunan daya saing  jual beli untuk  pasokan Kesejahteraan seluruh masyarakat.

“Penurunan daya beli ini menjadi tantangan bagi Pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara inflasi dan deflasi. 

Namun menurut PJ, kami terus berupaya menstabilkan inflasi melalui berbagai program, salah satunya adalah Opadi (Operasi Pasar Bersubsidi), yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

Lebih lanjut kata Orang Nomor 1 itu, menyoroti adanya peningkatan harga cabai meskipun pasokan beras masih aman hingga akhir tahun 2024. Ia juga menjelaskan bahwa perbedaan pola panen mempengaruhi variasi pasokan dan harga pangan.

orang nomor 1  di Kota Sukabumi menekankan, bahwa kesenjangan harga antara produsen dan konsumen disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hambatan distribusi, cuaca, biaya transportasi yang tinggi, serta pengelolaan stok yang kurang optimal," ungkap Kusmana.

Semua faktor ini memiliki potensi memicu fluktuasi pasokan dan harga Pangan, yang pada akhirnya memengaruhi tingkat inflasi.

Mengingat adanya potensi ketidakpastian harga pangan, Kusmana Hartadji berharap Pemerintah dapat terus hadir untuk memastikan masyarakat tetap dapat mengakses pangan berkualitas dengan harga yang wajar dan terjangkau.

Pj. Wali Kota Sukabumi juga mengapresiasi kegiatan yang telah dilaksanakan DKP3 dalam rangka pengendalian inflasi melalui stabilisasi pasokan dan harga.

“tentunya kami berharap kegiatan pengendalian inflasi yang dilakukan oleh DKP3 dapat terus dilanjutkan dan ditingkatkan, sebagai salah satu upaya strategis dalam menjaga stabilitas inflasi di Kota Sukabumi. Kolaborasi antar-stakeholders juga menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan inflasi di setiap Daerah Khususnya Kota Sukabumi.

Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Pemerintah Kota Sukabumi optimis mampu menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengendalian inflasi yang efektif.

Kegiatan ini diplopori oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi dan dihadiri oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, yang didampingi oleh Pj Sekretaris Daerah Kota Sukabumi.

Dalam laporannya, Kepala DKP3, Adrian Hariadi, mengatakan, bahwa rapat ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan kolaborasi serta sinergitas dalam upaya pengendalian inflasi, terutama yang disebabkan oleh komoditas pangan.

“Kami pengendalian inflasi melalui stabilisasi pasokan dan harga pangan adalah salah satu prioritas kami. DKP3 telah melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk gerakan pangan murah untuk memudahkan masyarakat memperoleh bahan pangan dengan harga yang terjangkau lebih rendah dari harga pasar," ucap Adrian.

Hingga saat ini, DKP3 telah menggelar pasar murah sebanyak 18 kali dengan menggunakan anggaran dari APBD Kota Sukabumi.

Selain itu, Adrian mengatakan DKP3 juga telah menyalurkan 10.769,1 kilogram beras cadangan pangan Pemerintah (CPPD) kepada 336 kepala Keluarga yang terdampak oleh berbagai kejadian, termasuk gagal panen akibat kekeringan.

Pemantauan harga pangan secara rutin dilakukan di dua lokasi utama, yakni Pasar Tipar Gede dan Pelita, sebagai langkah strategis untuk memastikan stabilitas pasokan dan harga pangan.

"Nanti upaya lain yang dilakukan oleh DKP3 adalah gerakan tanam bawang merah yang dibantu oleh Kementerian Pertanian, yang bertujuan meningkatkan produktivitas pangan di tengah tantangan perubahan iklim global di era digitalisi.


Penulis : 

Ronald Alexsander

BACA JUGA BERITA LAINNYA