Kadis Dputr Kota Sukabumi, Mengajak Masyarakat Kerjasama Kesadaran Membuang Sampah, Guna Pencegahan Banjir Meluap
SUKABUMI, Beritaekspos.com -
Dinas pekerjaan umum dan penataan ruang DPUTR Kota Sukabumi, pada bersamaan gelar apel seluruh jajaran karyawan staff mengikuti ucapara di halaman Kantor Babakan Sirna Kelurahan Benteng Kecamatan Warudoyong.
Kepala dinas DPUTR Kita Sukabumi Sony Hermanto mengatakan, terkait banjir yang melanda Kota Sukabumi itu kita berada dibawah wilayah Kabupaten, tentu artinya bahwa perbedaan disebelah Utara ketinggian posisinya, kalau kami bicara di wilayah Utara itu telah terjadi bermacam pembangunan berbagai kepentingan yang ada, dihalaman Kantor DPUTR Senin 11 November 2024.
" Seperti Pembangunan hotel, resort cafe dan sebagainya, tentu akan mengakibatkan resapan dan serapan air disana itu berkurang.
Lanjut dia, kemudian rumusnya ketika resapan dan serapan air yang ada di Utara itu memang berkurang, maka seharusnya saluran air yang ada di kota Sukabumi mumpuni ,hari ini kondisi saluran air yang ada di Kota Sukabumi sudah mengalami berbagai perubahan di karenakan adanya pembangunan.
Penyempitan karena berbagai kepentingan juga sama, ada pembangunan dan sebagainya, dan itu terjadi secara masif sudah terjadi puluhan tahun, bukan karena sebab dan akibat apalagi faktor di musim curah hujan, penyempitan tersebut terjadi sudah jauh hari untuk serapan air yang membludak.
Namun menurut Sony, kami juga tidak hanya diam tapi melakukan beberapa upaya, termasuk seperti contoh saja di daerah Kampung skip kita membuka 2 saluran air yang menyempit, membongkar bangunan supaya normal saluran airnya.
Akan tetapi tidak juga dilakukan secara simsalabim seluruh kota Sukabumi normalisasi, terbentur dengan Jumlah anggaran yang ada. Dan faktor lainnya berbagai kepentingan, penolakan-penolakan di masyarakat untuk membongkar dan sebagainya Itu tidak mudah seperti membalikan telapak tangan," ungkap kepala Dinas DPUTR.
Upaya yang akan kita lakukan selain normalisasi saluran-saluran air yang ada, contohnya pembuatan sumur-sumur Biopori di kota Sukabumi, kemudian pembuatan Kolam Retensi sebagai suatu solusi ketika jalur lingkar selatan itu banjir-banjir itukan rutin sifatnya dan banjir yang memang terulang, di lingkar selatan depan terminal.
Sambunyanya, Kepala DPUTR itu, tentunya hari ini coba cek ke teman -teman tidak terjadi banjir karena sekarang ada kolam Retensi, walaupun pengerjaan kolam Retensi itu sekarang baru 83 persen dan belum sepenuhnya selesai.
Tapi dengan sangat terpaksa kita buka pintu airnya karena untuk menampung air, dan tidak terjadi banjir disana.
"Saya kira bahwa banjir ini tidak hanya karena efek dari hal yang singkat, tetapi juga sudah terjadi karena di musim curah hujan cukup lama dan berdampak hari ini, tentu kemungkinan bukan karena gara-gara sekarang sudah lama terjadi signifikan.
Sebetulnya kalau kita berbicara terkait dengan saluran-saluran air yang ada atau drainase-drainase yang ada di kota Sukabumi ini, yuk kita sama-sama juga bisa menyadarkan diri. Tidak hanya Pemerintah yang punya kewajiban menormalkan saluran-saluran tersebut akan tetapi seluruh masyarakat kota ikut dalam mengatasi bencana banjir ini.
tetapi juga masyarakat ikut serta dalam hal ini kita lihat sendiri ketika banjir, sampah itu banyak dimana-mana. Seperti Di jembatan merah itu sampai melintang sampah pohon yang memang digergaji dan di buang ke sungai, ranting-ranting bambu, ada juga bantal, matras dan ada segala macam di saluran air itu bercampur aduk.
Kalau kita lihat di saluran yang Belanda itu kita pernah angkat ada kasur di dalamnya itu, bermacam-macam sampah, bayangkan saja bagaimana itu bisa menghambat saluran air, sehingga air meluap ke jalan karena masyarakat kami minta dengan kesadarannya dan jangan menyalahkan satu pihak. Yuk membuang sampah pada tempatnya.
" Saya mengajak tidak hanya Pemerintah saja yang bergerak, tetapi juga masyarakat dalam hal kesadaran membuang sampah juga harus diperhatikan, kerjasama kesadaran merupakan salah satu huna mencegah terjadinya banjir meluap.
Sebetulnya dinas terkait juga sudah melakukan berbagai upaya dalam menyadarkan masyarakat untuk membuang sampah dan itu juga dilakukan sosialisasi, saya kira juga memang ini perlu waktu menyadarkan atau merubah habbit (kebiasaan) masyarakat, sesuai dengan apa yang kita harapkan perlu proses dan perjuangan.
Penulis
Ronald Alesxander