Heboh Dugaan Pungli di SMPN Sukabumi, Pihak Sekolah Beri Klarifikasi Tegas!
SUKABUMI, beritaekspos.com – Isu dugaan pungutan liar (pungli) di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Sukabumi ramai diperbincangkan setelah adanya pemberitaan dari salah satu media online Sukabumi, yang menyebut adanya dugaan pungutan kepada orang tua dari sekolah yang dinilai memberatkan orang tua siswa.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Sekolah SMPN, Yana Rudiana angkat bicara. Bahwa semuah pemberitaan dan isu dugaan pungutan liar itu tidak benar.
"Dengan tegas saya katakan, tidak ada pungutan yang diwajibkan oleh pihak sekolah, ⁿSemua dana yang terkumpul berasal dari sumbangan sukarela berdasarkan kesepakatan bersama dengan orang tua siswa, yang difasilitasi oleh komite sekolah.
"Saya pastikan tidak ada pungutan liar di sekolah ini Kalau pun ada uang yang terkumpul, itu sifatnya hanya sumbangan sukarela. Dan Sekolah atau komite tidak pernah menentukan jumlah atau jangka waktu pembayarannya," tegas Yana, Minggu (09/03/2025).
Ia juga menambahkan bahwa ada banyak siswa yang tidak memberikan sumbangan sama sekali hingga lulus, dan hal itu tidak menjadi masalah bagi sekolah.
Menanggapi pertanyaan mengenai penggunaan dana tersebut, pihak sekolah menjelaskan bahwa dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan Pengembangan Pendidikan Agama Islam (PPAI), termasuk honor guru, rapor, dan kegiatan pendukung lainnya.
Pengurus Komite Sekolah, Suherman, juga angkat bicara terkait isu ini. Ia menegaskan bahwa semua agenda yang melibatkan penggalangan dana selalu berdasarkan hasil kesepakatan dengan para orang tua siswa.
"Kami tidak pernah menentukan besaran sumbangan. Orang tua siswa sendiri yang menuliskan dan menandatangani nominalnya. Jika ada yang keberatan, bisa jadi karena mereka tidak hadir dalam rapat atau memang benar-benar tidak mampu. Tapi, tetap tidak ada kewajiban karena sifatnya sukarela," jelas Suherman.
Ia juga mengungkapkan bahwa sumbangan hanya dikumpulkan untuk kegiatan yang tidak dapat dibiayai oleh dana BOS, seperti PPAI, acara perpisahan, dan study tour. Hingga saat ini, pihak komite mengaku belum menerima keluhan dari orang tua siswa terkait sumbangan tersebut.
Sebagai respons terhadap polemik yang berkembang, pihak sekolah dan komite memutuskan untuk mengevaluasi beberapa kegiatan.
Kegiatan perpisahan resmi dihapus, dan seluruh uang yang sudah masuk dikembalikan kepada orang tua siswa.
Program PPAI dihentikan sementara hingga ada regulasi yang lebih jelas.
Study tour masih dalam tahap kajian ulang, dan jika dibatalkan, uang yang sudah dikumpulkan akan dikembalikan sepenuhnya.
"Kami menyayangkan jika ada orang tua yang keberatan tetapi tidak menyampaikan langsung kepada komite. Padahal, komite adalah ruang pengaduan resmi bagi mereka," tambah Suherman.
Dengan adanya klarifikasi ini, pihak sekolah berharap tidak ada lagi kesalahpahaman mengenai sumbangan di lingkungan sekolah. Ke depan, transparansi dan komunikasi antara sekolah, komite, dan orang tua siswa akan terus ditingkatkan agar tidak terjadi polemik serupa
Penulis: Nald